Benarkah Engkau Lebih Cinta Akhirat daripada Dunia ?

By // Tidak ada komentar:

Dunia VS Akhirat pilih mana ?
Wahai saudaraku seiman dan seislam, Apakah kita sudah yakin bahwa kita lebih mencintai Akhirat daripada dunia ? Ataukah itu hanya ucapan di mulut kita saja tanpa adanya perbuatan dan fakta yang kita lakukan ?

Ok lah.. jika kita benar benar merasa cinta akhirat daripada dunia coba kita sama sama merenung :

* Jika kita penghobi bola, dan pas ada pertandingan seru antara team MU kesayangan anda melawan barcelona, pas lagi seru serunya ada panggilan adzan sholat subuh... kita pilih mana ? Menyelesaikan pertandingan bola atau pilih mendatangi panggilan Allah ?

* Jika kita penghobi moto gp, dan waktunya balapan ada kumandang azan 'isak di masjid dekat rumah kita, kira kira kita akan langsung melangkah ke masjid atau menunggu iqamat agar tidak ketinggalan balapan yang lagi seru serunya ?

* Jika kita sedang ada tamu penting, misal bupati di rumah kita, sedang ada suara azan asar di masjid, kita masih menemani bupati itu atau pamit mau sholat berjamaah ke masjid ?

* Jika kita sedang berdagang rame ramenya di pasar, sedang anda mendengar azan dhuhur, anda mau tutup toko untuk sholat ke masjid atau masih melayani pelanggan anda ?

Jika kita masih belum bisa mengutamakan panggilan Allah diatas kepentingan dunia, maka kita masih termasuk cinta dunia / hubbud dunia. Padahal kita di dunia ini hanya untuk sementara. Alam kita yang kekal adalah alam akhirat Surga atau neraka. Mengapa kita masih sombong dan angkuh untuk mengutamakan kepentingan bekal kita sendiri di akhirat.

Allah tidak butuh ibadah kita, tapi kitalah yang butuh Allah. Jika kita memang cinta akhirat mari kita sama sama belajar mulai sekarang utamakan tentang akhirat. Mulai dari jika ada panggilan azan berkumandang segera melangkah ke masjid untuk sholat bejamaah untuk laki laki, dan untuk perempuan segera sholat awal waktu.

Semoga bermanfaat
Cityron's

Jilbab | Budaya Arab atau Tuntunan Islam ?

By // Tidak ada komentar:

Akhir akhir ini di media kita sering membaca dan mendengar beberapa fatwa orang orang yang mengaku ulama, cendekiawan dan ada yang dosen perguruan tinggi terkenal yang menganut faham liberal atau lebih ngetrend JIL / JIN memfatwakan atau ngomong seenak jidatnya bahwa jilbab itu tidak wajib bagi muslimah, katanya itu budaya arab. benarkah ?

Mereka mengatakan bahwa memakai jilbab merupakan pilihan bukan kewajiban, mereka mengatakan orang yang berjilbab bukan melambangkan kesholehaan wanita... ini dikatakan profesor mufidah mulia, dosen di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat. Seorang yang mengaku muslim yang merupakan pengagum gusdur ini ngomong tapi tidak melihat dalil dan akal.

Bagaimana dia mengatakan jilbab kok sebuah pilihan, didalam Alquran dan Hadis shoheh sudah jelas kewajibab berhijab ini bagi wanita.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59). Ayat ini menunjukkan wajibnya jilbab bagi seluruh wanita muslimah.

Dalil yang menunjukkan wajibnya jilbab adalah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أُمِرْنَا أَنْ نُخْرِجَ الْحُيَّضَ يَوْمَ الْعِيدَيْنِ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ ، فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ ، وَيَعْتَزِلُ الْحُيَّضُ عَنْ مُصَلاَّهُنَّ . قَالَتِ امْرَأَةٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِحْدَانَا لَيْسَ لَهَا جِلْبَابٌ . قَالَ « لِتُلْبِسْهَا صَاحِبَتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا »

Dari Ummu ‘Athiyyah, ia berkata, “Pada dua hari raya, kami diperintahkan untuk mengeluarkan wanita-wanita haid dan gadis-gadis pingitan untuk menghadiri jamaah kaum muslimin dan doa mereka. Tetapi wanita-wanita haid harus menjauhi tempat shalat mereka. Seorang wanita bertanya:, “Wahai Rasulullah, seorang wanita di antara kami tidak memiliki jilbab (bolehkan dia keluar)?” Beliau menjawab, “Hendaklah kawannya meminjamkan jilbabnya untuk dipakai wanita tersebut.” (HR. Bukhari no. 351 dan Muslim no. 890).

Masihkan ibu professor ini ngeles bahwa jilbab adalah pilihan? Itupun bisa menjadi tolak ukur kesholehaan dan ketakwaan wanita, karena dengan berjilbab mereka telah mentaati perintah Allah swt dan Rasulullah saw.

Tapi itulah kalau Islam Liberal / sekarang menjadi JIN ( jamaah Islam Nusantara ) yang didukung pemerintah sekarang mengeluarkan fatwa seenaknya saja, mereka berargumen :
  # lebih baik mana wanita berjilbab tapi suka menggunjing dengan wanita tidak berjilbab tapi tidak menggunjing ?
Sungguh aneh pertanyaannya, kalau orang bener ya seharusnya logikanya pertanyaannya yang adil dong, harusnya begini " bagus mana wanita berhijab tidak menggunjing dengan wanita berhijab yang menggunjing ?"

Mereka mengeluarkan argumen tapi bertentangan dengan dalil dan akal, sehingga kalau berdebat pasti kalah. Tapi bukan orang JIN namanya kalau gak ngeles.. dan naudzubillahnya banyak kaum muslimah yang mendukung mereka, khususnya yang memang males berhijab, agar mereka punya dukungan dan alasan.

Yang sekarang harus kita perbuat sebagai muslimah yang sudah berhijab maka kita jangan menganggap rendah dan hina orang yang berhijab, kita doakan mereka dan kita ajak dengan kebaikan mereka agar mau berhijab dengan cara kita lebih perbaiki akhlak kita ke sesama agar menjadi panutan.

Bagi anda yang belum berhijab juga jangan mencela yang sudah berhijab, misal " ah.. si anu itu berhijab tapi suka ngomongin oranglah, suka berkata kasar, dll "... . Jangan menyalahkan jilbabnya, itu hanya kesalahan mereka sebagai manusia biasa seperti kalian juga. Sedang jilbab merupakan kewajiban dan keharusan dalam beragama.

Bagi anda yang berjilbab tapi masih menampakkan aurat mari pelan pelan merubah menjadi jilbab yang syar'i, yang menutup seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan muka. Agar kemuliaan kita sebagai wanita terjaga, serta selamat dunia akhirat. karena memang nabi pernah meramalkan suatu saat akan ada masa dimana manusia berpakaian tetapi seperti telanjang, seperti yang kita lihat sekarang memang kita memakai jilbab tetapi dadanya dan pantatnya kelihatan. naudzubillah...

Hindari juga memakai jilbab seperti punuk unta, memakai sanggul atau cemol yang dimasukkan ke jilbab agar kelihatan tinggi, sehingga seperti punuk unta. karena nabi pernah bersabda bahwa akan di azab wanita yang berjilbab seperti punuk unta.

So.. mari kita belajar menjadi muslimah yang benar, sesuai syariat Islam yang sebenarnya, jangan ikuti fatwa kaum liberal dan JIL / JIN itu, karena mereka merupakan fitnah besar untuk umat Islam sekarang. Mereka mengaku Islam, tetapi tidak mau menaati perintah Allah swt dengan mengacak acak arti terjemah Alquran dan hadist nabi sesuai hawa nafsu mereka yang menguntungkan mereka dan dapat dijual oleh mereka.

Semoga bermanfaat
Cityron's



Jabatan Adalah Bencana...

By // Tidak ada komentar:
JABATAN ADALAH BENCANA BAGI ULAMA

Para ulama dan imam pada zaman dahulu tidak meu memiliki jabatan kekuasaan duniawi, tetapi mereka mempunyai jabatan tinggi di sisi Allah swt, yaitu sebagai wali Allah di muka bumi ini.

Mereka bukan tidak pernah ditawari jabatan, mereka bahkan ada yang dipaksa jadi hakim, jadi gubernur dll di zaman mereka, tetapi mereka menolaknya, mereka memilih jabatan yang lebih mulia dengan mendekatkan diri kepada Allah menjadi Waliyullah yang tidak bisa dicopot dan diturunkan olah manusia. Karena mereka merasa jabatan dunia akan menghilangkan cahaya ilmu dan mematikan sifat wara ( menjaga dari hal hal hina dan rendah ) dan akan membakar kezuhudan.

Sedangkan sebaliknya para ulama dari kaum bid'ah selalu gila dunia dan jabatan, mereka berlomba lomba mengejar jabatan yang tinggi untuk hawa nafsu dan keserakahan mereka. mereka rata rata menjadi orang penting di masa mereka, dinasty Umawiyah, Abassiyah dan pada masa raja lainnya. Mereka seperti Al-jahm bin Shafwam, Bisyr Al Marisy, Muhammad bin Jahm, Ibnu as Zayyat, Ibnu Makhluf dan masih banyak lainnya.

Sedangkan para ulama ahlisunnah yang memilih menjadi wali dan tetap zuhud seperti Abu hanifah, Imam Malik, imam Syafii, imam Ahmad, Al hasan Al basri, Ibnu Taimiyah dan masih banyak ulama ahli sunnah yang tetap menjaga sikap mereka secara proporsional terhadap kekuasaan dan jabatan duniawi. Sehingga mereka menjadi suri tauladan dan karya mereka menjadi fenomenal yang selalu dikenang dan diikuti orang orang yang datang kemudian.

Begitu sebaliknya ulama ahli bidah dan tamak, hasil karya mereka mati terkubur, terhapus dan tidak terjejak.

Maka berhati hatilah dalam memegang jabatan, selalu amanahlah dalam menjaga amanah rakyat, hindari selalu korupsi, kolusi dan nepotisme, ingat selalu akan Allah swt yang mengawasimu. Semoga para pemimpin kita menjadi pemimpin yang adil, dan mampu menyejahterakan rakyatnya, menjaga Iman dan Islam dalam hati dan perbuatan mereka

Mengapa Anda Bangga Dengan Apa Yang Anda Miliki ?

By // Tidak ada komentar:
Mengingat kematian...

Mengapa hari ini anda masih berani melakukan maksiat ? Apakah anda yakin bahwa esok masih bisa menghirup nafas lagi ?

Mengapa hari ini anda masih berani menipu ? Apakah anda yakin besok masih diberi kesempatan bangun dari tidurmu ?

Mengapa hari ini anda masih berani korupsi ? Apakah anda yakin besok masih diberikan kesempatan bertaubat ?

Mengapa anda hari ini masih berani berzina ? Apakah anda yakin besok anda masih diizinkan di bumi Allah ?

Mengapa anda belum melakukan sholat, puasa, zakat dan bagi yang mampu haji ? Apakah anda yakin besok masih diperbolehkan menghirup udara pagi ?

Mengapa anda hari ini masih berbangga diri dengan jabatan anda ? Apakah anda yakin besok masih hidup ?

Mengapa anda hari ini anda masih berbangga diri dengan kekayaan anda ? Apakah anda yakin besok masih bisa menikmati hari lagi ?

Segera bertaubat sebelum terlambat, segera sholat sebelum disholatkan, mari berbuat amal makruf nahi munkar selagui masih diberi kesempatan hidup hari ini, sebab kita tidak tahu umur kita sampai kapan, satu jam lagi, satu hari lagi atau seminggu lagi, wallahu a'lam