JABATAN ADALAH BENCANA BAGI ULAMA |
Para ulama dan imam pada zaman dahulu tidak meu memiliki jabatan kekuasaan duniawi, tetapi mereka mempunyai jabatan tinggi di sisi Allah swt, yaitu sebagai wali Allah di muka bumi ini.
Mereka bukan tidak pernah ditawari jabatan, mereka bahkan ada yang dipaksa jadi hakim, jadi gubernur dll di zaman mereka, tetapi mereka menolaknya, mereka memilih jabatan yang lebih mulia dengan mendekatkan diri kepada Allah menjadi Waliyullah yang tidak bisa dicopot dan diturunkan olah manusia. Karena mereka merasa jabatan dunia akan menghilangkan cahaya ilmu dan mematikan sifat wara ( menjaga dari hal hal hina dan rendah ) dan akan membakar kezuhudan.
Sedangkan sebaliknya para ulama dari kaum bid'ah selalu gila dunia dan jabatan, mereka berlomba lomba mengejar jabatan yang tinggi untuk hawa nafsu dan keserakahan mereka. mereka rata rata menjadi orang penting di masa mereka, dinasty Umawiyah, Abassiyah dan pada masa raja lainnya. Mereka seperti Al-jahm bin Shafwam, Bisyr Al Marisy, Muhammad bin Jahm, Ibnu as Zayyat, Ibnu Makhluf dan masih banyak lainnya.
Sedangkan para ulama ahlisunnah yang memilih menjadi wali dan tetap zuhud seperti Abu hanifah, Imam Malik, imam Syafii, imam Ahmad, Al hasan Al basri, Ibnu Taimiyah dan masih banyak ulama ahli sunnah yang tetap menjaga sikap mereka secara proporsional terhadap kekuasaan dan jabatan duniawi. Sehingga mereka menjadi suri tauladan dan karya mereka menjadi fenomenal yang selalu dikenang dan diikuti orang orang yang datang kemudian.
Begitu sebaliknya ulama ahli bidah dan tamak, hasil karya mereka mati terkubur, terhapus dan tidak terjejak.
Maka berhati hatilah dalam memegang jabatan, selalu amanahlah dalam menjaga amanah rakyat, hindari selalu korupsi, kolusi dan nepotisme, ingat selalu akan Allah swt yang mengawasimu. Semoga para pemimpin kita menjadi pemimpin yang adil, dan mampu menyejahterakan rakyatnya, menjaga Iman dan Islam dalam hati dan perbuatan mereka
0 komentar:
Posting Komentar