3 Kisah Nyata Keajaiban Sedekah

By
Advertisement
Bismillah
INSPIRING PEOPLE
Kisah nyata seseorang yang yakin akan keajaiban Islam.
Bagi yang punya barang tapi dicuri ? Bersedekahlah…
Bagi yang lagi cari jodoh tapi nggak dapat juga ? Bersedekahlah….
Bagi yang istrinya lagi hamil tapi janinnya di posisi sungsang  ?
Bersedekahlah….
Saya sudah membuktikannya !Sedekah adalah amalan yang sangat mulia. Berkaitan dengan ini, ada 3 kisah nyata yang saya alami sendiri. Allah maha besar dan maha membalas semua kebaikan kita. Janji Allah pasti benar. Semoga dengan kisah ini, menjadi pintu hidayah bagi jutaan orang agar semakin  rajin bersedekah. Bagi saya, semoga dengan menceritakan kisah ini, menjadi amal shalih yang bernilai pahala jariyah sepanjang masa. Aamiin.
Kisah ini saya alami di tahun 2009, 2011 dan tahun 2012.
Sebelumnya, saya sampaikan beberapa ayat dan hadits sebagai dalil keutamaan sedekah.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
 Sesunguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan ” meminjamkan” kepada Allah “pinjaman” yang baik ,niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak (QS. Al Hadid : 18)Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah ” (HR. Muslim No. 2588, shahih)”Obatilah orang sakit di antara kalian dengan bersedekah”
(HR. Baihaqi, Thabrani, Abu Dawud, Syaikh Al Albani menilai hadits ini hasan li ghairihi) 
Kisah 1 : Laptop yang dicuri akhirnya kembali
Tahun 2009, Laptop saya hilang. Sedih hatiku. Waktu itu status saya masih mahasiswa. Saya membelinya seharga Rp 5 juta, dengan uang pemberian orangtua. Bagaimana menceritakan kepada orangtua ? mulut ini tak mampu berkata-kata di rumah. Tak mampu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.  Qadarullah, tiba-tiba saya tergerak untuk mengunjungi teman SMA saya yang dulunya Ketua Rohis (Rohani Islam Sekolah). Di rumahnya, saya dipinjamin buku-buku keajaiban sedekah, dan kaset ceramah ustadz yang sering bicara tentang keajaiban sedekah.
Dalam satu malam, saya baca buku-buku dan dengarkan kaset dengan serius. Besok paginya, hati saya membara, bersemangat untuk bersedekah. Saya pergi ke Bank, di situ saldo (saya lupa) sekitar Rp 400.000, kemudian saya kuras semuanya , tinggalin dikit aja. Kemudian saya meluncur ke masjid, masukin ke kotak infak, dan sedekah ke panti asuhan. Entah mengapa, hati saya tenang setelah sedekah. Terserah apapun yang terjadi. Waktu itu saya tidak ada kepikiran, laptop saya bakal kembali. Saya bingung gimana caranya. Pokoknya saya ingin sedekah saja. Hati Plong.
Subhanallah ! kejaiban terjadi !
Pagi saya sedekah, siang habis zuhur laptop saya sudah kembali .
Bagaimana caranya ?
Saya membuat password di laptop saya. Ternyata orang yang mencurinya kebingungan nggak bisa buka. Makanya dia bawa ke toko komputer untuk buka password. Nah, teknisi toko komputer itu ternyata kenal dengan teman saya.  Lalu dia menghubungi teman saya, si teman ini menelpon saya  habis zuhur, saya pun meluncur ke TKP dengan membawa Polisi. Sebagai bukti, di laptop itu ada foto keluarga saya. Alhamdulillah. Laptop saya kembali , tidak sampai 1 hari setelah saya sedekah. Allah maha kuasa mengatur semua kejadian . 
Kisah 2 : Mudahnya cari jodoh terbaik
Awal 2011 saya bertekad untuk menikah. Saya berdoa semoga Allah memberi saya jodoh terbaik : Sejuk dipandang, sholehah, pintar, pokoknya yang the best lah… hehe.
Di tahun itu, saya terinspirasi amalan ibu (semoga Allah membuatnya bahagia di dunia akhirat). Setiap hari ibu bersedekah kue-kue sebelum ke sekolah (ibu adalah seorang guru SD).
Saya praktekkan, waktu itu saya berkata dalam hati “setiap pagi hari saya akan sedekah”, entah kue-kue, uang, dsb.
Qadarullah, Saya ta’aruf tanggal 10 (Maret/April/Mei, saya lupa), khitbah calon istri tanggal 10 (Juli), nikah juga tanggal 10 (Agustus).
Saya menikah di hari ke-10 bulan ramadhan tahun 2011. Sebuah proses yang luar biasa. Lumayan Cepat. Mudah. Berkah , Insya Allah.
Alhamdulillah , Istri saya saat ini, adalah istri terbaik di dunia (saya rasa setiap suami harus mendeklarasikan itu ya..hehe) 
Kisah 3 : Istri Hamil sungsang akhirnya posisi normal
Alhamdulillah, sebulan setelah menikah, istri saya hamil. Di bulan ketujuh kehamilah, ketika di periksa USG oleh dokter kandungan. Katanya posisi anak di dalam rahim sungsang… kepala diatas, pantat di bawah. Emang sih, belum pasti sungsang pas bulan ke-9, posisi bisa jadi normal, tapi bisa juga tetap sungsang. Nantinya, jika masih sungsang, bisa dilahirkan normal ataupun bisa juga harus operasi caesar, tergantung kondisi ibu dan janjin di hari-H. Dokter mengajari istri semacam latihan ringan, yang membantu agar janin bisa “berputar” ke posisi normal.
Ini adalah kehamilan pertama bagi istri, dan juga pengalaman pertama saya sebagai seorang ayah. Bercampur aduk perasaan kami: takut, sedih, bingung. Waktu itu saya mempersiapkan kemungkinan terburuk, jika seandainya di bulan ke-9, tetap sungsang dan harus di operasi. Maka saya keliling RS nanyain tentang operasi, tujuannya satu: RS mana yang biaya operasinya paling murah. Maklum, sebagai keluarga baru, kami masih harus sering menghemat.
Di samping ikhtiar medis, kami mengutamakan doa, dan sedekah tentunya. Saya dan istri membeli beras, dan kami sedekahkan ke sebuah panti asuhan di dekat rumah. Alhamdulillah, keajaiban terjadi lagi. Di kehamilan bulan ke-9, posisi janin normal, dan istri melahirkan dengan normal, tanpa banyak
hambatan. Anak saya juga lahir sehat dan normal.
Kini dia adalah gadis shalihah yang berumur 1 tahun 9 bulan, yang cerdas, aktif, dan menjadi penyejuk mata kami dan kakek-nenekna. Oh ya, anak saya sudah bisa mengucap “ALLAH” ketika usianya 8 bulan. Karena saya dan istri melatihnya, agar kata yang pertama kali diucapnya adalah nama Tuhannya yang Maha Besar. Allahuakbar walillahil hamd.
Niatkan hanya untuk mencari Ridha Allah, karena syarat diterima amalan ada 2 , yaitu: Ikhlas dan sesuai ajaran Nabi.
Yakinlah sedekah kita pasti Allah balas, jangan ragu-ragu lagi, tidak ada istilah “coba-coba”, yang ada “lakukan dan pasti dibalas”.
Jika kita bersedekah tapi sepertinya “nggak manjur” , “nggak ada hasilnya” , jangan cepat berburuk sangka.
Introspeksi, apakah kita sudah bersedekah dengan ikhlas mencari ridha Allah atau Cuma pamer ? perbaiki niat kita.
Apakah banyak sedekah kita sebanding dengan banyak kekayaan kita ?
Jika kita banyak harta tapi sedekahnya sedikit, ya segera introspeksi diri, apakah kita sudah “serius” bersedekah. Jangan pelit.
Jangan berhenti untuk bersedekah, walau doa dan keinginan kita sudah tercapai. Terus latihan untuk bersedekah. Terus latihan untuk ikhlas.
Lawan segala bisikan setan supaya kita pelit dan punya banyak alasan untuk tidak bersedekah. Semoga Allah menolong dan memberkahi hidup kita.
Jangan pesimis, jika amalan sedekah kita belum “nampak” hasilnya.  Doa dan Keinginan kita belum terpenuhi. Terus berdoa, terus ikhtiar, terus sedekah.
Kenapa ?
Allah maha tahu tentang diri kita melebihi kita sendiri.
Boleh jadi, keinginan kita belum dikabulkan, karena Allah maha tahu bahaya di balik keinginan kita itu.
Boleh jadi, pahala sedekah kita semuanya akan dibalas di akhirat dengan surga, walau di dunia nggak kelihatan hasilnya di mata kita.
Boleh jadi, sedekah kita akan berbuah perlindungan dari bahaya dan bencana.Renungkanlah..
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS. Al Baqarah : 216)
Ingat hadits nabi, doa seorang muslim menjadi satu dari tiga hal berikut :
Allah menyegerakan untuknya apa yang diminta
Allah menjadikannya sebagai tabungan di akhirat
Allah menghindarkannya dari keburukan (musibah)
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Al-Bazzar, Abu Ya’la dengan sanad yang shahih)Mari kita contoh Nabi kita  yang rajin bersedekah.
Akhir kata, Sedekah adalah ajaran yang sangat dianjurkan dan menjadi amalan Nabi kita. Sahabat Anas bin Malik Radhiallahu’anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan” (HR. Bukhari no.1033 dan Muslim no. 2307)

0 komentar:

Posting Komentar