ISIS Siap Meneror Kereta Bawah Tanah New York?
New York - Warga New York sedang deg-degan. Gara-garanya, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan bahwa badan intelijen negaranya mengungkap rencana teror ISIS yang akan dilakukan dalam waktu dekat ke jaringan kereta bawah tanah di Amerika Serikat dan Paris, Prancis -- informasi yang dibantah Pemerintah AS.
Walikota New York, Bill de Blasio berusaha untuk meredam keresahan itu. "Saya punya pesan sederhana untuk semua warga New York: tak ada ancaman yang kredible terhadap sistem kereta bawah tanah kita," kata dia seperti dikutip dari CNN, Jumat (26/9/2014). "Aku yakin benar soal itu. Warga diminta menjalankan kehidupan sehari-hari seperti biasa."
Sebagai langkah pengamanan, New York akan meningkatkan pengamanan di jaringan transporasinya. "Anda mungkin akan diminta membuka tas," kata Pak Walikota. "Juga bakal menemukan sejumlah titik pemeriksaan. Jangan takut."
Komisaris Polisi New York William Bratton mengatakan pihaknya sudah menerapkan kesiapsiagaan penuh karena sejumlah pemimpin dunia sedang berada di kota itu untuk menghadiri Sidang Umum PBB, termasuk Presiden Barack Obama.
Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, aparat memperlakukan laporan tersebut dengan tindakan pencegahan maksimal dan koordinasi di level tinggi dengan pihak setempat, negara bagian serta mitra federal.
"Saya ingin meyakinkan warga New York, bahwa kami sedang memantau laporan-laporan tersebut. Kami juga terus melakukan komunikasi dengan para pejabat di Washington," kata Cuomo dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu di Connecticut, Gubernur Dannel Malloy memerintahkan peningkatan kehadiran polisi di sepanjang jalur kereta Metro North dan Amtrak, juga ke Bandara Bradley.
Belum Ditemukan Indikasi
Badan intelijen dan penegak hukum di AS sejauh ini belum menemukan indikasi rencana teror ISIS ke sistem kereta bawah tanah di AS.
"Kami tak punya apapun untuk mendukung poin tersebut (ancaman teror)," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf kepada CNN. "Kami akan terus memantaunya."
Direktur FBI James Comey juga mengatakan bahwa ia belum pernah mendengar tentang plot tersebut.
Dua sumber pejabat AS mengatakan, agen-agen AS sedang mencari tahu apa gerangan informasi yang dimiliki intelijen Irak.
"Kita sudah tahu bahwa sistem transportasi dan penerbangan AS selalu jadi target. Kita juga tahu New York adalah sasaran abadi," kata seorang penegak hukum AS.
Tapi, "apakah kita mengerti apa yang Perdana Menteri Irak bicarakan? Tidak," tambah dia.
Sistem transportasi di Eropa dan AS sudah lama jadi sasaran teror. Pada 11 Maret 2004, teroris di Madrid, Spanyol, meledakkan sejumlah kereta di jam sibuk. Sebanyak 191 orang tewas, 1.800 lainnya cedera.
Pada 7 Juli 2005, 52 orang tewas dan 700 luka-luka ketika bomber meledakkan tiga kereta bawah tanah dan bus di London.
Sementara itu, pada tahun 2012, seorang imigran Bosnia, Adis Medunjanin dituduh merencanakan pemboman di sistem kereta bawah tanah New York. Ia diduga terkait dengan Al Qaeda. Dan kini ISIS mengincar jantung AS. (Tnt)
Sumber: Liputan6
Like This Post? Please share!
Subscribe through email and get Free updates
You May Also Like...
Arsip Blog
-
▼
2014
(122)
-
▼
September
(15)
- Kisah sang Habib dan sang Raja
- Kisah Pelacur yang Masuk Surga
- Kisah seorang Anak dan Paku di Tiang
- Dalil-Dalil yang Menganjurkan Kita untuk Menangis
- Kisah 3 Doa yang selalu Terkabul
- Kisah Seorang Pendeta yang Memeluk Islam
- 10 Alasan Ilmiah Diharamkannya Daging Babi dalam I...
- Fakta Seekor Lalat menurut Rasulullah Shallalahu '...
- Kisah 2 Orang yang masuk Surga dan Neraka hanya ka...
- Kisah Seseorang yang Batal Masuk Neraka karena Sah...
- 6 Ciri-ciri Malaikat Izra'il
- ISIS Siap Meneror Kereta Bawah Tanah New York?
- AS Siapkan Rp. 300 Miliar bagi yang Menangkap 'Kha...
- 3 Kisah Nyata Keajaiban Sedekah
- Kisah Pembunuh 100 Orang
-
▼
September
(15)
0 komentar:
Posting Komentar